gentaandalas.com- Usai melaksanakan diskusi Senin (22/2)
lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)- Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas
Andalas (Unand) menolak untuk mengakui kedaulatan Fakultas ‘Nan Sabaris’
(Fakultas Ilmu Budaya, ISIP, dan Hukum). Hal ini diakui oleh Habibullah,
perwakilan Fakultas Ilmu Budaya (FIB). “Pihak BEM KM Unand tidak atau belum
mengakui kami sebagai BEM yang berdiri sendiri,” ujarnya.
Senada dengan Habibullah, Bayu Endri Purnama, Presiden
Fakultas Hukum Universitas Andalas (FHUA) menjelaskan belum ada kata sepakat
dari BEM KM Unand. “Di sini kami bermaksud untuk saling mengakui kedaulatan,
bukan karena maksud lainnya. Ini supaya lebih dinamis dan lebih harmonis dalam
menjalankan fungsi sebagai mahasiswa,” jelas mahasiswa angkatan 2013 tersebut.
Ditemui di sekretariat BEM KM Unand (24/2), Reido Deskumar,
Presiden Mahasiswa KM Unand menjelaskan alasan BEM KM Unand tidak mengakui
kedaulatan Fakultas ‘Nan Sabaris’. Ia mengatakan buku panduan Salingka Unand
menerangkan bahwa struktur antara BEM universitas dan BEM fakultas sudah jelas.
Selain itu juga untuk menghargai dua
belas fakultas lainnya. “BEM mengakui bahwa nggak ada negara dalam negara,”
ujar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ini.
Fakultas ‘Nan Sabaris tetap’ kukuh untuk memisahkan diri
meskipun BEM KM Unand menolak untuk mengakui kedaulatan fakultas tersebut.
“Keinginan berpisah itu harga mutlak. Karena konstitusi sudah mengatur bahwa
kita negara yang berdaulat dan merdeka. Terserah mereka mau mengakui atau tidak, yang jelas hari ini
kita sudah berpisah,” papar Muslimin, Wakil Presiden Negara Mahasiswa FISIP.
(Fitri)
Lihat Berita Asli
Lihat Berita Asli
0 komentar:
Posting Komentar